Simbiosis Parasitisme adalah interaksi yang terjalin pada dua makhluk hidup pada jenis yang berbeda. Pada proses interaksi ini salah satu pihak akan diuntungkan dan pihak lainnya dirugikan. Intinya satu untung, dan satunya rugi. Pada halaman ini akan disebutkan contoh – contoh simbiosis parasitisme.
Selain simbiosis parasitisme, interaksi lain yang terjalin antara dua makhluk hidup juga dikenal dengan simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis amensalisme.
Contoh Simbiosis Parasitisme
Berikuti ini beberapa contoh simbiosis parasitisme yang umum ditemui disekitar kita. Beberapa kali nanti akan disebutkan tumbuhan inang, karena ini bisa mewakili dari beberapa jenis tumbuhan (tidak hanya satu) menjadi yang dirugikan. Berikut contoh simbiosis parasitisme yang terjadi dilingkungan sekitar kita:
1. Manusia dengan Cacing Pita
Hubungan antara manusia dengan cacing pita adalah simbiosis parasitisme, karena cacing pita memakan sari-sari makanan yang ada dalam usus manusia. Cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh manusia biasanya bersamaan dengan makanan yang kurang bersih. Atau tangan yang kotor setelah beraktivitas.
2. Tali Putri dengan Tumbuhan Inang
Tali putri berbentuk seperti tali kusut berwarna kuning yang berkembang sangat cepat jika telah menempel pada tumbuhan inang. Tali putri dapat hidup dengan cara menyerap sari-sari makanan dari tumbuhan inang hingga tumbuhan tersebut mati.
3. Benalu dengan Tumbuhan Inang
Benalu biasanya muncul pada tumbuhan yang sudah tumbuh besar. Benalu dapat muncul pada dahan atau ranting tumbuhan. Benalu juga menyerap sari-sari makanan dari tumbuhan inang sehingga merugikan tumbuhan inang jika tidak dihilangkan.
4. Tikus dengan Petani
Tikus merupakan hama bagi petani karena dapat memakan tanaman padi yang akan dipanen sehingga sangat merugikan. Untuk mengatasi perkembangan tikus yang begitu cepat biasanya dikawasan persawahan dipeliharan pemangsa tikus alami yaitu burung hantu dan ular sawah.
Baca Juga : Kumpulan Soal Simbiosis
5. Kutu dengan Manusia dan Hewan
Kutu hidup dengan menghisap darah dari makhluk hidup lain seperti hewan dan bahkan manusia. Meskipun kutu ukurannya sangat kecil tapi mampu berkembang biak dalam jumlah yang besar. Sehingga dapat membuat perkembangan tubuh manusia atau hewan tidak maksimal.
6. Rafflesia Arnoldi dengan Tumbuhan Inang
Tumbuhan raflesia arnoldi merupakan tumbuhan parasit. Raflesia arnoldi mengambil nutrisi dari batang liana (tumbuhan merambat). Tumbuhan ini tidak memiliki daun sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis.
Meskipun sama-sama mengeluarkan bau, bunga raflesia arnoldi dan bunga bangkai sebenarnya berbeda. Apa saja perbedaannya? simak ulasannya di halaman perbedaan bunga bangkai dan bunga raflesia.
7. Lalat dengan Buah
Lalat buah menyerang dan merusak buah dengan cara menyuntikkan telur-telurnya. Ketika menetas maka akan menjadi larva yang dapat menggerogoti buah dan merusaknya.
8. Nyamuk dengan Manusia
Nyamuk menyerang baik binatang maupun manusia. Hampir seluruh manusia pasti pernah digigit nyamuk. Nyamuk menghisap darah manusia sehingga sangat merugikan karena selain menimbulkan gatal juga dapat menularkan penyakit.
9. Sel Kanker dengan Manusia
Contoh simbiosis parasitisme berikutnya antara sel kanker dan manusia. Kanker tumbuh dalam jaringan tubuh manusia. Mengambil nutrisi dan merusak jaringan normal dalam tubuh. Apabila tidak disembuhkan, kanker dapat menyebabkan kematian pada manusia.
10. Jamur Kulit dengan Manusia
Jamur kulit dapat menyerang manusia melalui kontak langsung dengan penderita maupun menggunakan alat-alat seperti sisir dan baju bergantian. Jamur kulit dapat menyebabkan gangguan gatal pada penderita. Selain itu juga membuat kerusakan pada kulit.
Untuk mengatasi jamur kulit perlu menggunakan obat dan pola hidup sehat dan bersih.
11. Cacing Hati dengan Sapi
Cacing hati dapat hidup dalam hati domba, kerbau, sapi, kamping (dan berbagai hewan mamalia lainnya). Jika daging hewan yang telah terinfeksi cacing ini dimakan manusia, maka dapat menular dan hidup dalam hati manusia.
Cacing hati merugikan karena dapat menyebabkan kerusakan pada hati mamalia. Jika hal ini dibiarkan tanpa pengobatan maka dapat menyebabkan kematian pada inangnya.